Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia Bakal Investasi Rp18,15 T di Arab Saudi
ilustrasi |
Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan pihaknya berencana menanamkan investasi di sektor perhotelan, avtur, penerbangan, dan katering. Untuk itu, pihaknya akan membuat perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama sejumlah perusahaan yang menguasai bidang tersebut.
"Nama perusahaan tidak bisa disebut, harapannya persetujuannya (dari kedua belah pihak) bisa selesai sebelum musim haji," tutur Anggito, Kamis (24/1).
Anggito juga belum bisa memastikan berapa porsi BPKH pada masing-masing perusahaan patungan yang sedang dalam kajian ini. Hanya saja, tidak semua investasi langsung akan digelontorkan melalui perusahaan patungan.
"Perusahaan patungan misalnya soal avtur," imbuh Anggito.
Ia menyadari harga avtur menjadi penyumbang terbesar untuk menentukan harga tiket keberangkatan haji. Makanya, jika harga avtur bisa ditekan, tiket penerbangan haji berpotensi menurun.
"Sekitar 40 persen harga tiket kan karena avtur. Kami minta berikan diskon untuk haji saja," kata Anggito.
Selain itu, BPKH juga berencana bekerja sama dengan salah satu perbankan nasional untuk mengakuisisi money changer di Arab Saudi. Bila sesuai rencana, manajemen dari salah satu bank pelat merah itu akan berkunjung ke Arab Saudi bersama BPKH minggu depan.
"Money changer itu kan dibutuhkan oleh orang Indonesia di sana (Arab Saudi). Dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk konsumsi," terang Anggito.
Melalui beberapa proyek investasi langsung ini, Anggito berharap imbal hasil dari dana yang diinvestasikan oleh BPKH tahun ini naik menjadi 6,7 persen. Target itu terbilang moderat bila dibandingkan dengan imbal hasil yang diraih BPKH tahun lalu sebesar 6,3 persen.
"Jadi porsinya untuk tahun ini, 50 persen diinvestasikan di bank syariah, 30 persen di surat berharga, dan sisanya investasi langsung dan lainnya," ujar Anggito. (sumber)
Tidak ada komentar